Jumat, 17 Juni 2016

Ramadhan another story

Kalau galau2an cerita soal ramadhan yaaaa, saya ceritakan sedikit lah. Apalagi temanya kalau bukan tentang saya yang sering berpergian sendiri. Ramadhan kali ini, saya lebih sering di kosan. Buka puasa sendiri, sahur sendiri, ngabuburit sendiri. Dan disinilah kegalauan itu muncul (atau saya sebut itu galau). Yaitu, pertama saat ngabuburit. Seperti biasa saya selalu mengunjungi pasar dadakan terdekat untuk membeli menu berbuka, dan seperti biasa saya selalu sendiri, dan kadang saya berjumpa dengan orang2 yang saya kenal dan lalu mereka berkata “sendiri aja?” saya Cuma bisa menjawab iya sembari tersenyum. Entah sudah berapa kali saya bertemu orang2 yang saya kenal, dan mereka melihat saya jalan sendiri, dan disitulah saya merasa agak sedikit ngenes. Dan mungkin, jomblo sedikit ngenes -____-
Cerita kedua adalah saat sahur. Entah kenapa saya masih teringat2 sahur saya satu tahun yang lalu, saat masih ada yang minta dibangunin pas sahur, dan semacam itu. Sekarang bener2 nggak ada siapapun yang seperti itu.
Cerita ketiga adalah pas berbuka. Dulu, entah kenapa, ada saja yang ngajak berbuka bersama. Sekarang benar2 berbeda. Mungkin ada beberapa kelompok teman. Tapi maksud saya yaaa, seseorang, dan sekarang tak ada yang namanya seseorang itu. 

Ramadhan 1437 H

Selamat bulan ramadhan lagi (selamat yang agak sedikit terlambat lagi)
Alhamdulillah bisa ketemu sama ramadhan tahun ini
Nggak ada yang namanya ramadhan yang persis sama, pasti tiap tahun berbeda. Ramadhan tahun lalu, waktu yang paling banyak saya habiskan bukan di tempat ini. Ramadhan 2 tahun yang lalu juga bukan disini. Ramadhan tahun lalu, saya bersama orang2 yang berbeda. Bertemu dengan orang2 baru. Ramadhan sekarang? Ada orang2 yang juga baru saya temui, juga ada orang2 yang dulunya dekat, sekarang bahkan tak dekat lagi.
Hmmm. Sudah hari ke 13 ramadhan ya. Pertama2 saya akan bercerita tentang pengalaman shalat taraweh dulu. 13 malam ramadhan ini, saya sudah mengunjungi 3 mesjid, dan permasalahan tiap mesjid, saya rasa selalu sama. Atau mungkin permasalahan umatnya (?), yaitu saat shalat malas mengisi shaf yang di depan. Saya tidak tahu kenapa, selalu saja sulit untuk memenuhi shaf depan terlebih dahulu. Orang2 lebih senang berada di shaf yang belakang. Kadang kala, saya bahkan pernah menemui shaf depannya putus.
Permasalahan lain yang saya lihat yaitu, jamaah nya yang anak2. Sering kali ribut, mengobrol, bahkan ada yang teriak2 dan lari2an. Ya, mereka masih anak2 sih, tapi kan seharusnya orangtuanya bisa lebih mengkondisikan anaknya, agar tidak meribut selama di mesjid.