Aku menatap punggungnya dari kejauhan. Lalu aku tersadar, di dekatnya aku tampak kecil. Tampak tak pantas jika bersama dengannya. Aku mulai teringat perasaan itu lagi. Perasaan yang begitu saja muncul tanpa bisa diduga. Perasaan suka, yang meskipun dari dulu sudah pernah ada, dan sekarang berubah menjadi lebih dari sekedar suka.
Perlahan, aku mencoba mundur. Mencoba untuk tak mempedulikan perasaan ini lagi. Mencoba menerima kenyataan, bahwa aku hanya bisa menganggapnya sebgai teman, teman yang sedikit tahu tentang hatinya, tahu tentang sedikit rahasianya, tahu sedikit tentang kesukaannya. Memang, dikatakan sahabat pun tak bisa, karena hanya sedikit hal yang aku ketahui tentangnya.
Mencoba mengingat kembali, beberapa saat lalu, saat aku menyadari bahwa ternyata tiba-tiba saja aku jatuh cinta padanya. Aku menjadi sedikit egois, aku tak suka saat ada wanita lain yang akrab dengannya, tak ingin ada yang lain di dekatnya kecuali aku sendiri. Tak ingin dia bercerita kepada yang lain selain kepadaku. Tak ingin dia berbagi tawa dengan yang lain, meskipun untuk alasan yang tidak aku ketahui.
Dan sebuah kabar pun muncul, kabar bahwa dia telah akrab dengan seseorang. Pedih, hati ini teriris dan menangis. Pedihnya kabar yang ku terima tak mampu membendung air mata yang tiba-tiba saja muncul. Entah kenapa aku menangis, cintakah? Tanyaku saat itu, yang tidak yakin dengan perasaan aneh itu.
Mencoba menyingkronkan hati dan pikiran, tapi tetap saja tak bisa. Tetap saja, hati ini menolak untuk bekerjasama dengan pikiran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar