Kalau saya sih, pengen banget ketemu sama orang2 yang masih saya anggap temen. Ketemu sebentar. Bercakap2. Membahas segala hal. Membahas yang penting sampai yang gak penting. Bahasa kerennya meet up.
Tapi nggak tau deh, mereka masih mau ketemu saya atau nggak. Hahaha
Sabtu, 25 Februari 2017
Selasa, 21 Februari 2017
Kota
Setengah tertambat. Setengah ingin lepas.
Lagi- lagi ini tentang kota itu. Setengah hati masih ingin disana. Setengah hati yang lain ingin pergi sejauh mungkin
Hati
Kebanyakan hanya singgah.
Beberapa hanya singgah sementara.
2 bulan. 6 bulan. 10 bulan.
Beberapa singgah terlalu lama.
1 tahun. 2 tahun.
Bertahun tahun singgah dan tak pernah menetap.
Datang singgah. Pergi. Dan kembali singgah.
Bisakah ada yang menetap?
Menetap dan tak pernah pergi
Senin, 06 Februari 2017
Tentang sebuah kota
Tentang sebuah kota yang punya berbagai cerita. Suka. Duka.
Tentang sebuah kota yang sangat ingin ditinggalkan, tapi juga yang sangat dirindukan. 4 tahun lebih bukan waktu yang singkat. Cerita baru di kota lain tak bisa begitu saja menghapus kenangan tentang kota itu.
Kisah ini tentang aku yang merindu. Merindu ingin berjumpa dengan orang2 yang saat ini masih disana. Kisah ini juga tentang ingin melupakan. Melupakan orang2 yang telah menyakiti, yang mungkin telah menganggapku buruk.
Merasa rindu dan ingin melupakan di saat yang bersamaan.
Apakah hanya aku yang berlebihan menanggapi ini? Entahlah.
Tentang kisah yang sudah setahun lalu terjadi. Lagi lagi malah membahas kisah lama itu.
Ah aku rindu mereka. Rindu orang orang yang buat tersenyum. Rindu orang orang yang buat tertawa bahagia. Aku rindu ingin disana, namun aku juga benci kalau harus terus disana.
Terkadang memang lebih baik seperti itu. Tak perlu terlalu sering melihat kebelakang. Tak perlu terlalu sering meratapi masa lalu. Tak perlu lagi menangisi yang sudah lama terjadi.
Fokus saja melihat kedepan. Fokus saja dengan apa yang ada di depan mata.
Hanya terkadang kita sering lupa. Berlarut larut dalam masa lalu. Lupa waktu yang terus berjalan.
Tak usah terlalu risau
Rezeki. Jodoh. Itu sudah diatur bukan?
Entah apakah saya akan berakhir di sini. Mencari rezeki disini. Ataukah tempat lain. Saya sungguh tak tahu. Dan saya juga tak terlalu berharap banyak. Hanya berharap yang terbaik. Seperti harapan belakangan.
Entah apakah saya akan bejodoh dengan dia, ataukah dengan yang lain, atau bahkan dengan orang yang belum saya kenal. Saya tidak tahu. Lagi2 saya hanya berharap yang terbaik. Tak berharap terlalu banyak.
Tak ingin terlalu merisaukan apapun. Itu pikir saya. Saya cuma ingin membiarkannya mengalir.
Kenapa? Bukankah sudah jelas. Karena lagi2, untuk alasan yang itu lagi, "saya takut kecewa"