Kalau lagi-lagi dapat peran menjadi orang yang terluka maka aku bisa apa? Tak ada yang bisa aku lakukan, mungkin memang bukan takdirnya kita bersama. Mungkin sejak saat itu, saat kau lebih dekat dengannya. Mungkin sejak saat itu, saat kau lebih sering bersamanya, menggantikan posisiku yang tak lagi sempat menemanimu. Mungkin sejak saat itu, saat kita tak lagi sempat bertemu sesering dulu. Mungkin sejak sat itu, saat aku tak membalas pesan-pesanmu secepat dulu. Mungkin sejak saat itu, saat aku menyadari aku telah jatuh hati padamu, mungkin saat itu juga kau telah jatuh hati padanya.
Kali ini aku benar-benar telah kalah. Kini telah ada dia yang menemanimu bukan? Kini tak ada lagi pesan-pesan singkat darimu, sekedar pesan basa basi atau entahlah, aku pun tak mengerti dengan ini semua, sebelum kamu akhirnya benar-benar bersamanya.
Tak mengucap selamat, tak membenci. Mungkin itu yang sebaiknya aku lakukan.
Ah, terkadang aku memang merindukanmu, merindukan sedikit pesan-pesan singkatmu seperti dulu, merindukan saat-saat kita bertemu seperti dulu, merindukan senyummu, yang saat itu benar-benar membuatku terpikat. Aku pikir kamu akan menjadi akhir kisah hatiku, tapi ternyata tidak.
Kamu, sekeping yang aku pikir akan berakhir bahagia
Kamu, yang aku pikir sekeping hati yang tersisa.
Ternyata memiliki akhir yang menyedihkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar